Tak sedikit yang menyebut final Liga Champions musim ini antara Barcelona dan Manchester United sebagai final ideal, namun benarkah demikian?

Dengan kelas dan kualitas kedua tim, tak sedikit yang kemudian menyebut laga kedua tim di Wembley Stadium, Minggu (29/5) dinihari WIB sebagai laga final ideal. Namun layakkah disebut demikian?
Well, menurut mayoritas pembaca laman ini, final ideal atau idaman antara Barcelona dan Manchester United bukanlah suara mayoritas. Laga ini hanya menempati urutan kedua.
Ada pun yang menjadi final idaman adalah duel antara Real Madrid kontrak Inter Milan. Setidaknya begitulah hasil poling yang digagas GOAL.com Indonesia pada 17-31 Maret lalu:
- Real Madrid vs. Inter Milan (23.57 %)
- Barcelona vs. Manchester United (20.74 %)
- Real Madrid vs. Manchester United (17.46 %)
- Barcelona vs. Chelsea (10.97 %)
- Barcelona vs. Inter Milan (10.83 %)
- Real Madrid vs. Chelsea (7.93 %)
- Shakhtar vs. Schalke 04 (2.28 %)
- Tottenham vs. Manchester United (1.38 %)
- Tottenham vs. Schalke 04 (0.93 %)
- Tottenham vs. Chelsea (0.83 %)
- Tottenham vs. Inter Milan (0.82 %)
- Real Madrid vs. Schalke 04 (0.74 %)
- Barcelona vs. Schalke 04 (0.51 %)
- Shakhtar vs. Manchester United (0.38 %)
- Shakhtar vs. Inter Milan (0.37 %)
- Shakhtar vs. Chelsea (0.26 %)
Namun fakta akhirnya berbicara berbeda. Inter dan Real Madrid tersingkir di babak sebelumnya. Inter dijegal Schalke 04 di perempat-final, sementara Real Madrid dihadang Barcelona di empat besar. Dan pada akhirnya, babak final menyajikan Barcelona kontra Manchester United.
Dan, kembali ke pertanyaan awal, apakah laga ini pantas menjadi final ideal? Inilah rekor masing-masing klub di babak penyisihan grup:
GRUP C | ||||||||
T | M | S | K | G | B | P | ||
![]() | Man Utd | 6 | 4 | 2 | 0 | 7 | 1 | 14 |
![]() | Valencia | 6 | 3 | 2 | 1 | 15 | 4 | 11 |
![]() | Rangers | 6 | 1 | 3 | 2 | 3 | 6 | 6 |
![]() | B'spor | 6 | 0 | 1 | 5 | 2 | 16 | 1 |
GRUP D | |||||||||
T | M | S | K | G | B | P | |||
![]() | Barcelona | 6 | 4 | 2 | 0 | 14 | 3 | 14 | |
![]() | Copenhagen | 6 | 3 | 1 | 2 | 7 | 5 | 10 | |
![]() | Rubin Kazan | 6 | 1 | 3 | 2 | 2 | 4 | 6 | |
![]() | P'thinaikos | 6 | 0 | 2 | 4 | 2 | 13 | 2 |
Melihat performa kedua tim, mulai dari awal turnamen sampai jelang laga pamungkas, baik Barcelona dan Manchester United menunjukkan penampilan yang stabil di level atas.
Barcelona misalnya. Di fase grup D, skuad asuhan Pep Guardiola itu sama sekali tak tersentuh kekalahan. Enam laga dituntaskan dengan dua hasil seri, empat kemenangan, 14 gol memasukkan dan tiga gol kemasukan.
Sementara Manchester United juga mulus lolos ke babak gugur. Enam laga di fase grup berakhir dengan empat kemenangan dan dua hasil imbang, tujuh gol memasukkan dan satu kemasukan.
Di fase knockout, Barcelona menghadapi tiga lawan, Arsenal di babak 16 besar, Shakhtar Donetsk di perempat-final dan Real Madrid di semi-final. Dalam laga dua leg, Barcelona hanya kalah sekali dan seri sekali. Sisanya, termasuk di kandang Real Madrid, diakhiri dengan kemenangan. Jumlah gol mereka 13 memasukkan dan lima kemasukan.
Tapi Manchester United menunjukkan capaian yang lebih baik. Dalam enam laga tandang kandang melawan Olympique Marseille di 16 besar, Chelsea di perempat-final dan Schalke 04 di semi-final, United hanya sekali ditahan imbang. Sisanya, lima laga lain, berakhir menang. 11 gol dilesakkan ke gawang lawan dan hanya kecolongan tiga kali.
Total, produktifitas Barcelona mencapai 27 gol dan kemasukan delapan. Sedangkan United 18 memasukkan, dan empat kemasukan.
Dari catatan statistik tersebut, Barcelona menempatkan diri mereka sebagai tim dengan produktifitas terbaik sejauh ini. Dipimpin Lionel Messi yang sudah mencetak 11 gol, Barcelona menjadi tim yang paling sering menjebol gawang lawan.
Lawan mereka di final, Manchester United, adalah tim dengan kualitas pertahanan terbaik. Bayangkan, sejauh ini, jelang laga final, hanya empat kali gawang mereka kebobolan.
Baik Barcelona dan Manchester United juga menjadi tim terbaik dalam penguasaan bola sejak babak semi-final. Barcelona memimpin secara rata-rata dengan 62 persen penguasaan bola per pertandingan, sementara United berada di tempat kedua dengan 58 persen. Catatan statistik itu juga menjadi bukti bahwa Barcelona dan Manchester United mengungguli lawan-lawan mereka. Dan meraih tempat di final seakan menegaskan jika kedua layak dipertemukan di final.

Tak hanya itu saja, baik Barcelona mau pun Manchester United sama-sama menjadi yang terbaik di kompetisi domestik mereka masing-masing. Jadi bisa disimpulkan secara kasar jika final Liga Champions musim ini tak ubahnya final antara La Liga Spanyol melawan Liga Primer Inggris. Jika Real Madrid atau Inter yang masuk final, bisa lain ceritanya, karena kedua tim gagal meraih gelar liga domestik di musim ini.
Untuk urusan produktivitas gol masing-masing tim di kompetisi domestik mereka juga tak diragukan lagi. Barcelona dan Manchester United menjadi salah satu tim penjebol gawang lawan terbaik di kompetisi mereka.
Jadi, masihkah Anda menyangsikan jika laga final Liga Champions musim ini merupakan final ideal yang mempertemukan dua tim terbaik di Eropa saat ini?
0 komentar:
Posting Komentar